Paper Ekonomi
Sumberdaya Hutan Medan, April 2021
PEMANFAATAN AREN (Arenga pinnata) SEBAGAI SUMBERDAYA HUTAN BERNILAI EKONOMIS TINGGI
Dosen Penanggung Jawab:
Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si.
Disusun Oleh:
Nadiatul Aula
191201127
Hut 4A
PROGRAM
STUDI KEHUTANAN
FAKULTAS
KEHUTANAN
UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur praktikan ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Paper Ekonomi Sumberdaya Hutan ini dengan judul “Pemanfaatan Aren (Arenga pinnata) Sebagai Sumberdaya Hutan Bernilai Ekonomis Tinggi”. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu penulis dalam penyelesaian paper ini, diantaranya Dosen penanggung jawab Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut, MSi. dan pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian Paper ini.
Penulis juga menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan Paper ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan Paper ini. Semoga Paper ini memberikan banyak manfaat kepada para pembaca.
Medan, April 2021
Penulis
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam melakukan pilihan dari berbagai alternatif. Dengan demikian Ekonomi sumberdaya hutan adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dalam memanfaatkan sumberdaya hutan, sehingga fungsinya dapat dipertahankan dan ditingkatkan dalam jangka panjang. Pada dasarnya ekonomi summberdaya hutan tidak berbeda dengan ilmu pengetahuan ekonomi pada umummnya, karena sumberdaya hutan mengandung sifatsifat khas sehingga dipandang dapat dipahami kalau dipelajari sebagai subjek pengetahuan tersendiri.
Kehutanan diartikan sebagai segala pengurusan yang berkaitan dengan hutan, mengandung sumberdaya ekonomi yang beragam dan sangat luas pula dari kegiatan-kegiatan yang bersifat biologis seperti rangkain proses silvikultur sampai dengan berbagai kegiatan administrasi pengurusan hutan. Hal ini berarti kehutanan sendiri merupakan sumberdaya yang mampu menciptakan sederetan jasa yang bermanfaat bagi masyarakat. Hasil hutan juga jelas merupakan sumberdaya ekonomi potensial yang beragam yang didalam areal kawasan hutan mampu menghasilkan hasil hutan kayu, non kayu dan hasil hutan tidak kentara (intangible) seperti perlindungan tanah, pelestarian sumberdaya air dan beragam hasil wisata. Uraian tersebut di atas terungkap bahwa hutan, kehutanan dan hasil hutan sesungguhnya menjadi sumberdaya (resources) yang mempunyai potensi menciptakan barang, jasa serta aktifitas ekonomi yang sangat bermanfaat bagi masyarakat (Alam, 2009).
Paradigma baru sektor kehutanan telah memandang hutan sebagai multi fungsi, baik secara ekonomi, ekologi dan sosial. Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) merupakan bagian dari ekosistem hutan yang memiliki peran ekologis maupun ekonomi dan telah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar hutan baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain karena beberapa jenis HHBK mudah diperoleh dan tidak membutuhkan teknologi yang rumit untuk mendapatkannya, juga dapat diperoleh secara gratis dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Salah satu hasil hutan bukan kayu adalah tumbuhan aren (A. Pinnata Merr.) yang merupakan tumbuhan multiguna karena semua bagian dari tumbuhan ini, mulai dari daun sampai akar dapat dimanfaatkan. Sebagai tanaman multi fungsi, Aren dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar hutan dengan memanfaatkan daun, batang, buah dan niranya (Marwah, 2020).
Tanaman aren ( Arenga pinnata Merr.) adalah tanaman yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Tanaman aren merupakan tanaman multi manfaat, hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan yaitu sebagai penghasil nira (bahan utama gula aren, minuman, cuka, dan alkohol), sumber energi terbarukan (bioetanol), sumber karbohidrat (tepung), bahan campuran minuman (kolangkaling), bahan bangunan (batang) dan sebagai tanaman konservasi dan reklamasi untuk lahan-lahan kritis (Fahmi, 2011). Pada prinsipnya, pengembangan tanaman aren di Indonesia sangat prospektif. Di samping dapat memenuhi kebutuhan konsumsi di dalam negeri atas produk-produk yang berasal dari pohon aren, dapat juga meningkatkan penyerapan tenaga kerja, penghasilan petani, pendapatan negara, dan dapat pula melestarikan sumber daya alam serta lingkungan hidup.
Tujuan
1. Untuk mengetahui profil dan karakteristik Tanaman Aren (Arenga pinnata)
2. Untuk mengetahui potensi, manfaat, dan nilai ekonomi dari Tanaman Aren
PEMBAHASAN
Tanaman aren (Arenga pinnata Merr.) menurut klasifikasi tanaman dimasukkan dalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Monocotyledonae, bangsa Spadicitlorae, suku Palmae, marga Arenga dan jenis Arenga pinnata MERR. Aren merupakan jenis tanaman tahunan, berukuran besar, berbentuk pohon soliter tinggi hingga 12 m, diameter setinggi dada (DBH) hingga 60 cm. Pohon aren dapat tumbuh mencapai tinggi dengan diameter batang sampai 65 cm dan tinggi 15 m bahkan mencapai 20 m dengan tajuk daun yang menjulang di atas batang. Permukaan batang ditutupi oleh serat ijuk berwarna hitam yang berasal dari dasar tangkai daun. Jenis tanaman ini tumbuh menyebar secara alami di negara-negara kepulauan bagian tenggara, antara lain Malaysia, India, Myanmar, Laos, Vietnam Kepulauan Ryukyu, Taiwan dan Philipina Di Indonesia tanaman aren banyak terdapat dan tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara, khususnya di daerah-daerah perbukitan yang lembab, tumbuh secara individu maupun secara berkelompok.
Saat ini telah tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenga pinata (Wurmb) Merr, Arenge undulatitolia Bree, Arenge westerhoutii Grift dan Arenge ambcang Becc. Diantaranya keempat jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah arenge pinata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau. Penggolongan jenis aren berdasarkan umur mulai menghasilkan, bisa dikategorikan menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu : (1) Aren Genjah, umur mulai menghasilkan antara 4, 5 atau 6 tahun (dibawah 6 tahun). (2)Aren Sadang, umur mulai menghasilkan antara 7, 8 atau 9 tahun. (3)Aren Dalam, umur mulai menghasilkan setelah umur 10 tahun. Tumbuhan Aren merupakan salah satu komoditas hasil hutan bukan kayu yang dapat ditemukan di dalam hutan, kebanyakan tumbuh secara liar, baik di dataran rendah, lereng bukit, lembah, maupun pegunungan hingga ketinggian 1.400 meter dpl. Akar tanaman aren bisa mencapai kedalaman 6-8 meter, sangat potensial untuk menahan erosi dan air.
Pemanfaatan dan Nilai Ekonomi Tanaman Aren ( Arenga pinnata)
Aren memiliki fungsi produksi menghasilkan berbagai komoditi yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan berpotensi ekspor jika diusahakan secara serius. Begitu banyak ragam produk yang dipasarkan setiap hari yang bahan bakunya berasal dari pohon aren dan permintaan produk-produk tersebut baik untuk kebutuhan dalam negeri maupun untuk ekspor semakin meningkat. Hampir Semua bagian pohon aren bermanfaat dan dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan, baik bagian fisik (daun, batang, ijuk, akar, dll.) maupun bagian produksinya (buah, nira dan pati/tepung). Pohon aren adalah salah satu jenis tumbuhan palma yang memproduksi buah, nira dan pati atau tepung di dalam batang. Hasil produksi aren ini semuanya dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Beberapa manfaat yang dapat diambil dari pohon aren adalah sebagai berikut:
1. Buah
Buah dari pohon aren ini dapat dimanfaatkan sebagai olahan makanan, salah satunya kolang kaling. Kolang-kaling dapat diperoleh dari biji buah aren yang setengah masak. Tiap buah aren memiliki 3 biji buah. Buah aren yang setengah masak kulit biji buahnya tipis, lembek dan berwarna kuning, inti biji (endosperm) berwarna putih agak bening dan lembek, endosperm inilah yang akan diolah menjadi kolang-kaling. Kolang-kaling memiliki nilai gizi sangat rendah, akan tetapi serat kolang kaling baik sekali untuk kesehatan. Serat kolang-kaling bisa mencegah kegemukan (obesitas), penyakit jantung koroner, kanker usus, dan penyakit kencing manis . Kolang kaling banyak digunakan sebagai bahan campuran beraneka jenis makanan dan minuman. Antara lain dalam pembuatan kolak, ronde, ice jumbo, es campur, cake, minuman kaleng, manisan dan lain-lain.
2. Nira
Air nira merupakan bahan pokok pembuatan gula aren ini dihasilkan dari penyadapan tongkol bunga jantan. Jika yang disadap tongkol bunga betina, maka akan diperoleh nira yang tidak memuaskan baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Dalam keadaan segar nira berasa manis, berbau khas nira dan tidak berwarna. Nira aren mengandung beberapa zat gizi antara lain karbohidrat, protein, lemak dan mineral. Produk-produk nira dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu yang tidak mengalami proses fermentasi dan yang mengalami fermentasi. Nira aren yang masih segar dan rasanya manis dapat langsung diminum, atau dapat dibiarkan terlebih dahulu mengalami fermentasi sebelum diminum. Nira yang masih segar digunakan untuk obat sariawan, TBC, disentri, wasir dan untuk memperlancar buang air besar. Nira aren yang telah mengalami fermentasi (peragian) berubah menjadi tuak. Tuak dari hasil fermentasi nira aren juga berguna sebagai perangsang haid dan cukup ampuh untuk melawan radang paru-paru dan mejan
3. Gula Aren
Selain sebagai minuman, nira aren segar juga terutama digunakan sebagai bahan baku pengolahan gula aren. Gula aren termasuk dalam jenis gula pada umumnya. Hanya yang membedakan adalah gula aren memiliki rasa manis yang sangat tajam dibandingkan gula tebu atau yang biasa dikenal sebagai gula pasir. Gula aren dapat digunakan dalam berbagai jenis makanan dan minuman, seperti kopi, teh, susu, coklat, sereal, bubuk kacang ijo dan jenis pangan lainnya. Ada berbagai macam hasil pengolahan gula aren seperti Gula Cetak, Gula Semut, Gula Kristal, dan palm wine dari Aren.
4. Ijuk
Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun dan dapat dipanen sampai dengan umur sekitar 10 tahun. Ijuk sebenarnya merupakan bagian pelepah daun yang menyelubungi batang. Lempengan anyaman ijuk yang telah diambil dari pohon, masih mengandung lidi. Lidi-lidi tersebut dipisahkan dari serat-serat ijuk dengan menggunakan tangan. Untuk membersihkan seratijuk dari berbagai kotoran dan ukuran serat ijuk yang besar, digunakan sisir kawat. Ijuk yang sudah dibersihkan dapat dipergunakan untuk membuat tali, sapu, atap, serat untuk ekspor, dan lain-lain.
5. Tepung
Batang aren terdiri dari dua bagian yaitu bagian luar (perifer) yang berwarna hitam dan keras serta bagian sentral (empulur) yang berwarna putih dan lunak. Tepung (pati) yang diperoleh dari ekstraksi bagian sentral batang biasanya dilakukan setelah pohon tidak lagi produktif menghasilkan nira. Di dalam pemasaran tepung aren dikenal dengan istilah ” hun kwe ” dan tepung maizena, dimana tepungtepung ini mengandung lebih dari 85% tepung aren. Tepung aren tersebut banyak dipakai untuk bahan makanan antara lain kue, cendol, bakso, bakmie (mie), bihun, sohun dan hun kwe.
PENUTUP
Pohon aren merupakan pohon yang hampir semua bagian fisik maupun produksinya dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi. Produksi aren seperti buah, nira dan tepung sejak lama telah dimanfaatkan oleh masyarakat secara tradisional dan belum dapat menghasilkan nilai ekonomi yang cukup berarti. Saat ini produk gula cetak, gula semut (palm suiker), tepung aren dan kolang-kaling telah memasuki pasar moderen namun dalam kuantitas yang sangat terbatas. Pemanfaatan nira aren untuk produk fermentasi seperti cuka, etanol dan nata masih perlu penelitian dan pengembangan lebih lanjut dalam hal teknologi pengolahan dan pemasaran.
DAFTAR PUSTAKA
Alam, S., Supratman, Alif, M. 2009. Ekonomi Sumberdaya Hutan. UNHAS. Tamalanrea.
Effendi, D,S. 2010. Prospek Pengembangan Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) Mendukung Kebutuhan Bioetanol di Indonesia. Perspektif .Vol. 9 No. 1.
Fahmi, Z,I. 2011. Studi Teknik Pematahan Dormansi dan Media Perkecambahan Terhadap Viabilitas Benih Aren (Arenga pinnata Merr.). Balai Beasr Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan, Surabaya.
Lempang, E. 2012. Pohon Aren dan Manfaat Produksinya. Info Teknis EBONI. Vol.9 No.1.
Marwah, S., Hadjar, N., Muhusana. 2020. Potensi Dan Pemanfaatan Tumbuhan Aren (Arenga pinnata Merr.) Di Kawasan Hutan Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara. JKIC. Volume 1 Nomor 1.
Meilani, Y., Nurmayulis., Susiyanti. 2019. Karakterisasi Batang Dan Daun Tanaman Aren Di Kabupaten Pandeglang, Serang, Dan Lebak. Jur. Agroekotek 11 (1) : 112 – 121.
Sebayang, L. 2016. Keragaan Eksisting Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr) Di Sumatera Utara (Peluang dan Potensi Pengembangannya). Jurnal Pertanian Tropik ISSN Online. No : 2356-4725 Vol.3, No.2.
Tahnur, M., Sribianty, I., Padyla, E. 2020. Nilai Manfaat Ekonomi Pohon Aren Di Desa Ko’mara Kecamatan Polongbangkeng Utara Kabupaten Takalar. Jurnal Penelitian Kehutanan Bonita. Volume 2 Nomor 2.
Webliana, K., Rini, D,S. 2020. Potensi dan Pemanfaatan Tanaman Aren (Arenga Pinnata) Dihutan Kemasyarakatan Aik Bual Kabupaten Lombok Tengah. Agrohita Jurnal Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Vol. 5 No. 1.
